.


Isnin, 17 Oktober 2016

MENIRU GAYA TAIWAN DALAM MENANAM BIBIT LENGKENG SUPER



Beruntung sekali saya punya deretan panjang para pelanggan bibit lengkeng yang terdiri dari para International Worker atau TKI di beberapa negara kayak Australia, Taiwan dan Jaziriah Arab. Mereka punya perkumpulan dan masing-masing anggotanya yang sudah berhasil panen lengkeng akan segera merekomendasikan saya sebagai pembibitnya.  Woww...

Dan yang bikin saya takjub lagi, bahwa di sana mereka selalu berpikir jauh ke depan saat bekerja, mereka ingin punya usaha sendiri kala mereka pulang ke tanah air nantinya. Mereka berharap uang yang di dapat dari bekerja keras di negara orang bisa dimanfaatkan untuk menjadi modal membuka usaha. Namun mereka ternyata sudah bosan, hampir semua teman mereka memilih rumah makan sebagai pilihan bisnis pertama, Padahal sebagai negara agraris pertanian lah yang seharusnya ada di urutan pertama.

Dari situlah sosialisasi saya lakukan, Saya katakan sambil teriak....betapa peluangnya sangat besar sekali. Hayooo nanam lengkeng.

Tapi seringkali saya kaget, ternyata mereka lebih pinter dari saya dalam soal budidaya lengkeng mah. Dan saya pun nggak malu-malu bertanya pada mereka tentang apa yang mereka tahu tentang lengkeng. Salah satunya adalah TKI dari Taiwan yang sudah puluhan tahun bekerja di sana bersama istrinya. Suami istri ini sering bekerja di kebun-kebun lengkeng di Taiwan bila mereka sedang libur kerja. Mereka mengisi waktu luang untuk memcari pengalaman di negeri orang yang jelas-jelas membuat mereka melongo. Bayangkan aja.....Anda bisa berbelanja di kebun lengkeng orang, dengan meninggalkan uang sesuai harganya. Bahkan bisa ngambil kembalianya segala. Ckkckkk....betapa kejujuran dijunjung tinggi di sini.

Satu hal yang membuat keduanya berniat mengundang petani Taiwan ke rumahnya di tanah air adalah penyataan para petani Taiwan bahwa tanah kita sudah sakit. Lho kok? Ya iyalah.....katakan lah pohon jeruk.mereka bisa berumur ratusan tahun. Dan terus produktif. Bandingkan dengan pohon jeruk kita yang cuma tiga kali panen trus mati...hadewww....

Mereka juga kurang dalam mengolah tanah, begitu hati-hati takut merusak akar bibit lengkeng. Pupuk kandang jelas dipilihkan dari pupuk kandang yang sudah fermented. Mereka menghindari penggunaan pupuk kimia di tanah lahan mereka. Bahkan untuk merangsang lengkeng yang memang harus menggunakan pupuk kimia seperti KNO3, dilakukan denga cara diledakkkan di udara, sehingga bubuknya menyebar ke daun-daun lengkeng.

Perlu diketahui, bahwa banyak petani lengkeng menggunakan jarak tanam yang pendek sekali. Bisa 3x3 m2 saja. Sehingga saling bersentuhan antar pohon lengkeng. Selain karena sempitnya lahan yang dimiliki petani Taiwan, juga untuk menghindari pupuk perangsang lengkeng tadi jatuh ke tanah. Jarak tanam ini membuat biaya pemeliharaan per m2nya tinggi sekali, terutama pemangkasan cabang-cabang lengkeng supaya tetap pendek yang memudahkan pasca panen nantinya.

Ok, banyak yang akan saya tulis sebenarnya di sini, namun saya simpan aja untuk bahan tulisan saya berikutnya.








Share this article :

0 ulasan:

Catat Ulasan